Selasa, 31 Mei 2011

pengembangan peserta didik

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. Memahami hakikat perkembangan anak didik
2. Memahami konsep dan implikasi perkembangan biologis dan perseptual anak
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
 Dr. H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini
 Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini
 Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam pembuatan makalah ini
Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin bertambah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk dapat menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa maksud dari anak adalah totalitas?
3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic?
4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman?
5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak?
7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas
3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic
4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman
5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan
6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak
7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
B. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh
yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.
2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.
3. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin kompleks.
Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.
F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak
1. Perkembangan Fisik
a. Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot ini.
b. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar
2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar
3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2. Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu bu !”.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan mengukur dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.
b. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1) Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.
G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
.

geografi desa kota

Geografi desa kota
1. Pengertian Desa
- Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
- Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
2. Pengertian Kota
- Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik

Jenis-Jenis Tanah


JENIS-JENIS TANAH




Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda.
Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia

·         Tanah Organosol atau Tanah Gambut

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa,
mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung,
tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan  agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.

·         Tanah Aluvial

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai

·         Tanah Regosol

Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

·         Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.

·         Tanah Latosol

Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

·         Tanah Grumusol

Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.

·         Tanah Podsolik

Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.

·         Tanah Podsol

Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah

 

·         Tanah Andosol

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.

·         Tanah Mediteran Merah Kuning

Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.

·         Hidromorf Kelabu

Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan.

Proses Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk.
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.

Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim.  Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.


perencanaan pengembangan wilayah


Perancangann pengembangan wilayah
Konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehateraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas dan regionalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial, sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan hingga perdesaan.
Globalisasi juga ditandai dengan adanya revolusi teknologi informasi, transportasi dan manajemen. Revolusi tersebut telah menyebabkan batas antara kawasan perkotaan dan perdesaan menjadi tidak jelas, terjadinya polarisasi pembangunan daerah, terbentuknya kota dunia (global cities), sistem kota dalam skala internasional, terbentuknya wilayah pembangunan antarnegara (transborder regions), serta terbentuknya koridor pengembangan wilayah baik skala lokal, nasional, regional dan internasional.
Di kawasan Asia globalisaasi telah menciptakan polarisasi pembangunan yang sangat signifikan dalam bentuk megaurban region yang terjadi di kota-kota metropolitan di sepanjang pantai timur Tokyo, Seoul, Shanghai, Taipei, Hongkong, Guangzhou, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, Jakarta, bandung Hingga Surabaya. Dalam skala antarnegara terjadi pemusatan di Bohai (Cina – Korea), Hongkong- Guangzhou, dan SIJORI (Singapura-Johor-Riau). Di Indonesia polarisaisi terpusat di sepanjang Sumetera (Medan-Palembang), dan Jawa (Jakarta-Bandung-Semarang- Surabaya).
Koridor mega urban ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya terutama kabupaten, kecamatan dan desa-desa disekitarnya yang memiliki hubungan ekonomi dan pasar yang cukup kuat. Namun
perubahan tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana wialayh yang memadai akibat keterbatasan pemerintah. Oleh karena itu, pihak swasta dan lembaga lainnya dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Berbagai dampak yang di akibatkan dari globalisasi ekonomi terhadap pembangunan lokal secara sederhana sebagai berikut :
1. Berubahnya orientasi pembangunan yang harus bertumpu pada peningkatan individu, kelompok dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi persaingan global, sehingga memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive), mengembangkan diri dan meningkatkan kesejahteraan.
2. Semakin pentingnya peran lembaga non pemerintah seperti, pihak swasta, masyasrakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam pelaksanaan pembangunan dan pembiayaan.
3. Terjadinya peningkatan urbanisasi di pinggiran kota besar dibandingkan di dalam kota besar itu sendiri. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh Mc. Gee pada tahun 1980-an. Batas antara kawasan perkotaan dan pedesaan semakin tidak jelas akibat pertumbuhan ekonomi, Dimana kegiatan perkotaan telah berbaur dengan perdesaaan dengan intensitas pergerakan investasi, ekonomi dan penduduk semakin tinggi.
Atas dasar uraian di atas, pengembangan wilayah merupakan bagian penting dari pembangunan suatu daerah terutama di perdesaan yang sangat rentan dan berat menghadapi perubahan yang berskala global. Perubahan ini, jika tidak didukung suatu perencanaan wilayah yang baik dengan mempertimbangkan aspek internal, sosial dan pertumbuhan ekonomi akan berakibat semakin bertambahnya desa-desa tertinggal.
Perubahan paradigma perlu dilakukan dalam menata kembali daerah-daerah yang dikatagorikan miskin dan lemah agar mampu meningkatkan daya saing, manajemen produksi dan teknologi tepat guna berbasis lokal yang mampu mempengaruhi daerah lainnya secara timbal balik. Secara sederhana konsep pengembangan wilayah perlu dilakukan dalam perencanaan perdesaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat masyarakat di lapisan bawah agar dapat mempengaruhi pasar secara berkelanjutan.
sumber: konsep-pengembangan-wilayah-dalam-perencanaan-pembangunan/

vulkanisme

vukanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.
Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat
bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

1) Material Hasil Aktivitas Vulkanisme

Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cir dan gas.
a) Benda padat (efflata) adalah debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan batu apung.
b) Benda cair (effusive) adalah bahan cair
yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin.
Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung.
c) Benda gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol adalah uap air panas. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng.
Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif).
Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi sentral, erupsi campuran, dan erupsi areal.
a) Erupsi Linear
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.
b) Erupsi Sentral
Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan.
c) Erupsi Campuran
Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
d) Erupsi Areal
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.

2) Intrusi Magma
Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
a) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
b) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat.
c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.
d) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

3) Tipe Letusan Gunung api
a) Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b) Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c) Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d) Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e)Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
f) Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.

4) Gejala Pravulkanik
Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut.
a) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung.
e) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung.

5) Gejala Pascavulkanik
Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala itu dinamakan gejala pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain:
a) munculnya sumber air panas, seperti yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah,
b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat karena mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat,
c) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful geiser yang terkenal di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan
d) munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.

6) Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava.
b) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya.
c) Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO).
d) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya).
e) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya.
f) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api.
b) Daerah tangkapan hujan.
c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
d) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun manca negara.
e) Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.



sumber artikel blog ini :
1. Wikipedia.org
2. BSE Depdiknas.go.id
3. id.shvoong.com
4. Google.com

laporan KKL jawa bali

LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
BALI DAN JAWA



NAMA : ANGGA PRADITA
NPM : 08370298

PROGRAM STUDI GEOGRAFIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmadnya sehingga laporan penelitian yang saya susun ini dapat selsai pada waktunya. Meskipun dalam penyusunan laporan penelitian ini memiliki kendala dalam penyusunannya dan dapat selsai dalam waktu yang di tentukan.
Terima kasih kepada dosen pembimbing yang senan tiasa membimbing saya dalam penelitian, dan rekan mahasiswa yang memberi motivasi kepada saya hingga bisa menyelsaikan laporan penelitian ini.
Hasil laporan penelitian ini masih memiliki kekurangan, di harapkan bagi rekan mahasiswa mau pun dosen pembimbing memberikan keritikan dan syaran agar dapat membangun saya agar bisa jadi lebih baik.











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
BAB II HASIL PENGAMATAN PULAU BALI
A. Gua lawah
B. Kintamani
C. Garuda wisnu kencana
D. Pantai kuta
E. Pasar seni suka wati (krisna)
F. Tanah lot
G. Ketapang-gilimanuk
BAB III HASIL PENGAMATAN PULAU JAWA
A. PLTU Paiton
B. Lumpur lapindo
C. Jembatan nasional suramadu
D. Candi prambanan
E. Kaliurang
F. Monument jogja kembali (monjali)
G. Candi borobudur
H. Kampus UGM, fakultas geografi
I. Keratin Yogyakarta
J. Parangkusumo
BAB IV penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN










BAB I
PEDAHULUAN

Latar belakang
Dari berbagai macam pulau yang terdapat di Indonesia, ada berapa obyek yang dapat di kaji yaitu pulau jawa dan bali. Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km
Ada berapa abyek yang di kaji dipulau bali di antaranya adalah gua lawah yang dihuni oleh beribu kelelawar beserta pantainya, kintamani yang terdapat di kaldera gunung batur, garuda wisnu kencana (GWK) berupa patung dewa wisnu yang sedang menaiki burung garuda, pantai kuta, pasar seni suka wati ( Krisna) tempat pusat perdagangan hasil kerajinan, tanah lot yang memiliki tebing yang sangat curam akibat hasil abrasi, dan yang terahir ketapang-gilimanuk yaitu pelabuhan antara pulau jawa dan bali.
Pulau jawa memiliki bentang alam yang cukup baik dan merupan pusat Negara Indonesia, pulau jawa juga da eah yang begitu rawan dengan kejadian alam, di antaranya berupa gunung meletus, lumpur lapindo, dan masih banyak lagi kejadian alam lainnya. Di pulau jawa ini jugaada berapa titik yang dapat di jadikan obyek penelitian, di antaranya adalah PLTU Paiton yang merupakan suatu pembangkittenaga listrik menggunakan uap yang terdapat di porbolinggo, lumpur lapindo yang merupakan bencana yang belum dapat di selsaikan, jembatan nasional suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, candi perambanan yang nerupakan peninggalan dari umat hindu, kaliurang suatu wilayah yang terdapat di kaki gunung merapi, monument jogja kembali (Monjali) merupakan banguna yang di buat untuk mengenang jasa para pahlawan, candi Borobudur salah satu ke ajaiban dunia yang dai bangun oleh umat budha, kampus UGM, keratin Yogyakarta, yang terahir parangkusumo yang terkenal dengan gundukan pasirnya, ini juga merupakan salah satu gundukan pasir ke 4 yang terdapat di dunia.

A. Rumusan masalah
Ada pun rumusan masalah yang dapat di ambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi pulau jawa dan pulau bali di tinjau dari segi letak astronomis dan geografis.
2. Bagi manakah kondisi social ekonomi pulau jawa dan pukau bali.
3. Apa saja objek yang terdapat di pulau bali dan jawa beserta bagimanakah perkembangannya.
B. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji tentang kondisi fisiorafi dan social ekonomi diwilayah pulau jawa dan bali.
2. Dapat mengetahui kondisi sosial ekonomi dan masyarakat
3. Penerapan secara lansung tentang studi geografi dengan mengadakan penelitian.


BAB II
HASIL PENGAMATAN DI PULAU BALI

A. Gua lawah
 Letak geografi
Adapun letaknya adalah di antara 80 33’,09 87”
 Kondisi fisiografi
Gua lawah merupakan satuan batuanyang terdapat dalam formasi batuan lava yang berumurmiosen dengan keadaan gua yang cukup dalamdan terdapat ribuan kelelawar.pada bagian pantai didasari oleh batuan endapan lahar gunung batur yang berumur kuarter, yang memiliki kemiringan lereng mencapai 0-2% dan jenis tanah yang terdapat di gua lawah adalah tanah latosol dan regosol. Parit yang terdapat di gua lawah berhadapan lansung dengan pulau nusa penida
 Kondisi social ekonomi
Tempat sangat menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar bergelantungan di tepi gua. Kondisi gua lawah dan pura gua lawah sangat bersih dan teratur, keadan pantai yang kurang cukup baik, karna sampah berserakan di mana. Obyek wisata ini di dukung oleh fasilitas tempat parker sang sangat luas, warung makana, kios cindra mata dan di beberapa bagian pantai gua lawah terdapat terdapat pembuatan garam.
B. Kintamani
 Letak geografi
Ada pun letak antara 8°14'5" LS 115°22'5" BT
 Kondisi fisiografi
Kecamatan kintamani kabupaten daerah tingkat II bangli kombinasi antara gunung batur serta hamparan bebatuan hitam dengan danau batur yang berbentuk bulan sabit. Jenis batuannya berupa batuan endapan lahar gunung api sebagian daerah penolakan memiliki jenis batuan yang berbeda, yaitu berupa batuan gunung api batur purba yang berumur kuarter. Permukaan air ter berada pada ketinggian 1031 m daripermukaan laut. Desa penolakan terletak pada jalur bangle-kintamani atau 5 km kea rah selatan dari kintamani. Jenis tanah secara umun adalah latosol dengan kedalaman tanah sekitar 30-60cm dan berstektur kasar. Topografi wilayah inimemiliki kemiringan lahansekitar 40% dan ketinggian tempat adalah 500-1000 m .
 Kondisi sosial ekonomi
Di obyek wisata Kawasan Batur tersedia tempat parkir, rumah makan, restoran, penginapan, toilet, wartel, serta warung-warung minuman dan makanan kecil. Fasilitas angkutan umum dan angkutan penyeberangan juga tersedia. Danau batur juga di manfaatkan sebagai irigasi, air dari air mata raksasa ini mengalir ke hinggaseluruh sungai besar di bali sehingga penggunaan lahannya lebih di dominasi untuk pertanian lahan kering berupategal dan hutan bambu.
C. Garuda wisnu kencana (GWK)
 Letak geografi
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan – Jimbaran yang terletak di dataran tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata pesisir selatan Bali.
 Kondisi fisiografi.
Daerah GWK sama dengan kondisi lahan Karst daerah lainnya. Memang yang di GWK lebih chalky seperti di Padalarang. Hanya yang di Uluwatu gamping yang kelihatannya sama dengan GWK menindih breksi volkanik yang memang masih jalur Old Andesite Jawa. Model singkapan seperti ini sam seperti sejak dari Jampang di Sukabumi (gamping Bojonglopang di atas breksi volkanik Jampang), di Pegunungan Kidul (Wonosari di atas group Kebo Butak-Nglanggran) dan di Uluwatu. Baik Bojonglopang maupun Wonosari sekitar Miosen Tengah-Akhir. Dalam pikiran saya saat itu, baik GWK dan Uluwatu masih sejajar ke jalur selatan karbonat Pegunungan Selatan Jawa dan bahwa jalur Old Andesite masih menerus ke Nusa Tenggara, maka mungkin GWK limestone itu Miosen Tengah juga. Hanya tentu cek umur yang akan menentukannya. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mngendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu. Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot yang memiliki luas 250 hektar. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty. Didekat patung dewa wisnu terdapat prahyangan somakagiri, sebuah mata air keramat dari mana mengalir air yang mengandung kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air di puncak bukit kapur padas ini memang merupakan keajaiban yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah.
 Kondisi sosial ekonomi
Dengan kafasitas curah hujan yang relatif rendah kita dapat menikmati hembusan angin tropis, fasilitas yang dimiliki GWK berupa amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tataran akuantik acaustic kelas satu, merupakan tempat yang tak tertandingi menggelar seni budaya. Lotus pond yang memiliki pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala burung garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang. Sebagai arena upacara desa di Bali, street theater merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi, fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk beramah-tamah yang ideal adalah plaza kura-kura, yang memiliki kapasitas sampai 200 orang sebagai tambahan, exibition gallery yang memiliki luas 200 m2 terdapat 10 m2 halaman terbuka di dalamnya.
D. Pantai kuta
 Letak geogrfi
Kuta yang terletak di bagian selatan pulau Bali, merupakan salah satu cikal bakal perkembangan pariwisata Bali. Dulunya tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali dan seiring berkembangnya pariwisata Indonesia dan Bali khususnya, penduduk lokal mulai menyewakan rumah pribadi untuk disewakan sebagai tempat penginapan.
 Kondisi fisiorafi.
kawasan Kuta telah berkembang menjadi ikon pariwisata Bali atau lebih dikenal dengan sebutan International city karena merupakan tempat bertemunya wisatawan dari seluruh dunia dan juga wisatawan lokal. Kuta merupakan pantai yang berada pada kawasan pantai Bali selatan di Kabupaten Badung. Pantai Kuta meruapakan pantai yang mempunyai jenis pasir putih. Pantai kita merupakan daerah wisata yang sangat potensial sehingga pantai Kuta merupakan sebuah tujuan wisata yang menjdai andalan di Pulan Bali. Pantai Kuta sering juga disebut sebagai pantai Matahari Terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai sanur (sunrise beach)
 Kondisi sosial ekonomi.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan restoran, dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, panatai Kuta juga menawaakan berbagai macam jenis hiburan lain, seperti bar, restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Resovivo Ocean Beach Club paling ramai di sepanjang pantai Kuta. Pantai ini juga mempunyai ombak yang cukup baik untuk olahraga surfing. Dengan kondisi di atas maka masyarakat yang tinggal di sekita pantai Kuta bayak yang mencari penghasilan di sekita pantai Kuta. Sebagian besar dari masyarakat bejualan souvenir-souvenir yang menjadi ciri khas Bali, penyewaan papan selancar, supir angkutan dan lain-lain. Selain itu, di sekita pantai Kuta da beberapa tempat yang merupakan tempat belanja souvenir dan makanan khas pulau Bali. Joger merupakan suatu tempat penjualan souvenir dan aksesoris khas dari Bali, salah satu alasan jogger menjadi tempat tujuan belanja yang sangat ramai di Kuta adalah kata-kata yang ada pada kaosnya lucu dan unik serta menciptakan inovas-inovasi yang baru sehingga menarik wisatawan untuk mengunjungi joger. Barang-barang ataupun souvenir yang dijual jogger relative terjangkau, salah satu contoh, T-shirt dengan kisaran harga 50-80 ribu perpotong, sandal berkisar 25-40ribu tergantung ukuran dan jeninyadan dengan didukung letak joger yang berada di jalur pantai Kuta. Sehingga wisatawan dapat di akses mudah.
E. Pasar seni sukawati
Krisna merupakan pusat jajahan dan oleh-oleh khas Bali yang sangat lengkap. Krisna termasuk dalam lokas wisata pantai kuta dan berada di pinggir jalan sehingga aksesnya mudah. Di Krisna bisa dikatakan pusat oleh-oleh khas bali yang sangat lengkap, hal ini dapat dilihat dilihat dari barang-barang yang tersedia dari lukisan, jajanan, baju dan souvenir-souvenir lainnya. Harga yang dibandrol pada setiap barangnya lumayan terjangkau, sehingga menjadi daya tarik tersendiri
F. Tanah lot
 Letak geografis
Tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung).
 Kondisi fisiografi.
Secara geologi, batuan penyusun tanah lot adalah batuan laharik yang tersusun oleh batu pasir, batu lanau, dan breksi. Adapun di beberapa tempat pantai tanah lot, pada dasarnya terdapat batuan yang menyerupai arang. Hal ini membuktikan adanya aktifitas nuee ardante atau awan panas. Pada sisi utara dari tebing pura tanah lot terdapat kenampakan menyerupai topografi kars dengan indicator stalaktif dan stalakmid dan jenis tanahnya berupa latosolcoklat kekuningan.
 Kondisi social ekonom
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.
G. Ketapang-gilimanuk
 Letak geografi
Ketapang gilimanuk merupakan jalur perlayaran antara pulau bali dan pulau jawa.
 Kondisi fisiografi
Ketapang dan gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan antara bali dan jawa, wilayah ini juga terletak pada dataran alluvial pantai. Walaupun karakteristiknya agak berbeda, tetapi mendapat pengaruh dari kondisi perairan lautnya yaitu selat bali, perbedaannya jg di pengaruhi oleh kondisi lahannya (hinterland). Daerah buritan ketapang secara keseluruhan merupakan daerah berbatuan vulkanik dari komflek gunung ijen, sehingga penyusun dataran alluvial dangasiknyaterutama batuan vulkaniknya. Lahan butiran gilimanuk terdapat batuan sidimen, di antaranya batu gamping yang berupa singkapan. Di sebelah selatan gilimanuk hingga cekik, terdapat benting gisik dan gumuk pasir walaupun dalam ukuran yang relative kecil, serta terdapat kenampakan yang berupa bekas rawa (back swamp). Material penyusun beting gisik dan gumuk pasir bertekstur kasar datarannya relative kering, maka daerah ini terttutup oleh pohon siwalan. Jenis tanah di daerah sekitar ketapang adalah latosol dan daerah gilimanuk jenis tanahnya adalah regosolpasir pantai dan alluvial.







 Kondisi social ekonomi
Dengan adanya pelabuhan ini, memberikan peluang dan lowongan kerja terhadap penduduk setempatbaik sebagai pedagang maupun jasa lainnya. Selain itu juga, retribusi penyeberangan kapal ferry memberikan pendapatan terhadap daerah. Ketapang maupun gilimanuk merupakan sumberdaya laut, terutama hasil ikannya dan jenis ikan yang popular di tangkap adalah lemuru. Aktifitas penduduk yang lain adalah pertanaian terutama sepanjang jalan. Pertanian yang adalah berupa pengelolahan lahan kering yang di dominasi oleh tanaman kelapa, yang di tanam dalam basis yang teratur dan pada lahan yang luas sehingga produksinya cukup banyak. Di samping itu juga di manfaatkan sebagai hutan lindung dan hutan produksi dengan jenis tanaman yang mondiminasi adalah senokling. Di daerah bali pohon senokling di gunakan sebagai bahan baku patung dan mabel yang berkualitas tinggi.












BAB III
HASIL PENGAMATAN DI PULAU JAWA

A. PLTU Paiton
 Letak geografis
Paiton terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di utara, Kecamatan Kraksaan di sebelah barat, serta Kabupaten Situbondo di sisi Timur.
PLTU paiton terletak antara 7°43'30"S 113°32'32"E.
 Kondisi fisiografi
Di lokasi pembangunan PLTU paiton terdapat singkapan batuan leleran lava dan kompleks argopuro dan semeru (pegunungan iyang) jenis batuannya berupa breksi laharik, terdapat pulaaliran lava andesit basaltic. Setruktur yang Nampak adalah berlapis, kekar lambaran (sheet jointing) dan lipatan (fold). Lapisan yangberada di tempat ini bersifat local dan temasuk lipatan ringan, lipatan tersebut terbentuk karna grafitatif tektonik. Jenis tanahnya berupa alluvial dan regosol pasir pantai terutama yang terdapat pada dataran alluvial pantai, terutama di paiton hingga panarukan. Di sini terletak kompleks Pembangkit Listrik, tepatnya di desa Binor. Terdapat 5 unit pembangkit listrik
1. Unit 1 & 2 dengan kapasitas paling kecil, yakni 800MW dimiliki dan dioperasikan oleh Unit Pembangkitan Paiton
2. Unit 5 & 6 berkapasitas 1260MW dimiliki oleh Jawa Power dan dioperasikan oleh YTL Jawa Timur.
3. Unit 7 & 8 memiliki kapasitas 1200MW dimiliki oleh Paiton Energy Co dan dioperasikan oleh PT. International Power Mitsui Operation & Maintenence Indonesia (IPMOMI).
4. Unit 3 & 4 diperkirakan akhir 2008 akan segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di P. Jawa.
5. Unit 9 saat ini (2009 - red) sedang dalam tahap pengerjaan oleh Konsorsium dari China, dan di harapkan selesai pada 2012
Selain itu, di Paiton menjadi daerah penyangga industri rokok berskala internasional. Pasar Baru Paiton , dahulu disini berdiri CV Daoen Mas yang turut mengemas tembakau yang akan dikirim ke Bremeen Jerman. Generasi berikutnya bekerjasama dengan GG-Kediri mendirikan Gudang GG di Sumberanyar, Paiton. Sekarang ada gudang tembakau dari perusahaan lain a.l Djarum-Kudus, PT Sampoerna, Noyorono, PT Bentoel Indonesia
 Kondisi social ekonomi
Mata pencarian masyarakat Paiton umumnya adalah sebagai petani, nelayan, pedagang barter seperti tembakau (blandang), PNS seperti guru banyak berasal dari Yogyakarta. Bahkan para guru yang berasal dari Yogyakarta tersebut membentuk koperasi yang di beri nama Koperasi Keluarga Guru Yogyakarta (KKGY) yang sejak dari awal berdirinya di pimpin oleh alm. Anton Djupri BA hingga tahun 2001. Pembauran tampak dilakukan oleh para guru Yogyakarta yang sering di sebut sebagai pendatang oleh masyarakat asli setempat tampak berjalan dengan baik. Kehadiran kompleks Pembangkit Listrik memberi nuansa baru di Paiton sejak 1987 sebagai lapangan kerja era industri.Mekanisme pasar tembakau Paiton menghadirkan Gudang Garam, Djarum dan HM Sampoerna sebagai pembeli utama tembakau Paiton. Para Nelayan Paiton sejak menggunakan tenaga mesin memberi perubahan ekonomi luar biasa, beberapa tempat sekarang nampak tidak kumuh lagi. Di Sumber Anyar terdapat TPI (Tempat Pelelangan Ikan), banyak nelayan dari Pasuruan,Sampang, Muncar singgah di.
B. Lumpur lapindo
 Letak geografis
 Kondisi fisiografi
Lumpur lapindo adalah suatu pristiwa keluarnya lumpur panas dari dalam permukaan tanah akibat dari kesalahan tehnik dalam pengeboran yang terjadi di daerah Barantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabbupaten Sidoarjo, Jawa Timur sejak tangggal 29 mai 2006. Semburan lumpur panas ini yang suda lama mangangkibatkan tergenangnya pemukiman penduduk bahkan menenggelamkan beberapa desa dan kabupaten di pulau jawa sehingga merungka pemerintah daerah setempat, kerugian yang diderita belum bias diperkirakan karena semakin lama jumlah kerugian semakin bertambah. Semburan tersebut diperkirakan ada yang mengatakan bahwa lumpur lapindo meluapa karena kegiatan PT Lapindo yang berada di sekitar daerah tersebut.
 Kondisi social ekonomi
Semburan lumpur lapindo in menyebabkan dampak yang sanat besar bagi masyarakatmaupun aktifitas prekonomian di jawa timur. Sampai bulan mai 2009 PT lapindo, melalui PT minarak lapindo jaya telah mengeluarkan uang untuk mengganti rugi tanah masyarakat maupun membuat bendungan untuk menghambat laju dari lumpur tersebut sebesar Rp. 6 triliun. Lumpur juga menggenangi 16 desa dan 3 kecamatan, lahan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga agustus 2006 antara lain lahan tebu seluas 25,61 hektar, lahan padi seluas 172,39 hektar, serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing,2 sapi dan 7 ekor kijang. Sekitar 30 paprik yang tergenang terpaksa menghentikan aktifitasnya, dan ada 1.873 kariawan di rumahkan. Rumah atau tempat tinggal yang rusak, meledaknya pipa gas milik pertamina akibat penurunantanah dan masih banyak laki kerugian yang di sebabkanoleh semburan lumpur tersebud. Wilayah semburan lumpur lapindo sekarang ini di jadikan sebagai obyek wisata.
C. Jembatan nasional suramadu
JembatanNasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand (54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah. Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge. Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.
1. Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura. Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
2. Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm. Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
3. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.
D. Prambanan
 Letak geografis
Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melihat dari letaknya candi perambanan terdapat pada 70 45 8” dan 1100 29’ 30”
 Kodisi fisiorafi
Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.
 Kondisi social ekonomi
Kompelek di wilayah candi perambana di dukung oleh lapangan parkir yang cukup luas, terdapat warung makan dan kios-kios cindra mata yang di gunakan sebagai mata pencarian masyarakat setempat. Para pengunjung candi prambanan berasal dari wisatawan asing mau pun wisatan local dan kondisinya candi prambanan sangat teratur dan bersih.

E. Kaliurang
 letak geografis
 kondisi fisiografi
lokasi kaliurang merupakan bagian selatan dari lereng gunung berapi yang pernting dalam suplai air untuk daerah yang ada di bawahnya karena daeah ini merupakan daerah penyangga dan rresapan air (buffer zone and recharge area). Di lereng timur dan tenggara gunung berapi terdapat banyak mata air yang debitnya cukupp besar dan merupakan daerah sabuk mata air (spring belt)sabuk mata air yang terlihat di daerah ini adalah yang berada di daerah peralihan dari unit morfologi kaki gunung api dan unit dataran aluvial kaki gunung api. Kenampakan ini tidak terlalu jelas pada jalur menuju Yogyakarta karena tetahan dan bercampur dengan formasi batuan tersier dari pegunungan batu agung dan pegunungan jiwo. Lereng selatan ini tersusun dari dua formasi sleman dan formasi Yogyakarta. Gunung Merapi (2914 meter) hingga saat ini masih dianggap sebagai gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia, namun menawarkan panorama dan atraksi alam yang indah dan menakjubkan. Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten. Menurut Atlas Tropische Van Nederland lembar 21 (1938) terletak pada posisi geografi 7 derajad 32.5' Lintang Selatan dan 110 derajad 26.5' Bujur Timur. Dengan ketinggian 2914 m diatas permukaan air laut. Berada pada titik persilangan sesar Transversal perbatasan DIY dan Jawa Tengah serta sesar Longitudinal lintas Jawa (lihat Triyoga Lucas Sasongko 1990, Manusia Jawa & Gunung Merapi Persepsi dan Sistem Kepercayaanya, Gadjahmada Univ. Press). Meletus lebih dari 37 kali, terbesar pada tahun 1972 yang menewaskan 3000 jiwa. Terakhir meletus pada Selasa Kliwon tanggal 22 November 1994, dengan korban tewas lebih dari 50 orang
 kondisi social ekonomi
Berbagai villa dan tempat peristirahatan lain tersedia di daerah ini. Terletak sekitar 24 kilometer di sebelah utara kota Jogja, Kaliurang dapat menjadi tempat pelarian dari penatnya kehidupan kota. Hawanya yang sejuk mampu mengembalikan kesegaran badan dan pikiran. Namun, tak jarang pula Kaliurang dijadikan lokasi untuk mengadakan rapat atau pertemuan penting. Selain tempat beristirahat, Kaliurang juga menyediakan tempat untuk berkemah dan jalur-jalur yang dapat dilalui untuk trekking. Villa-villa yang ditawarkan di Kaliurang memiliki berbagai macam variasi harga sewa mulai dari Rp 150.000,- per malam. Selain villa, ada pula motel-motel yang menyewakan per kamar dengan harga bervariasi. Sebagai pelengkap, tersedia pula restoran dan tempat makan yang menyediakan berbagai macam masakan, baik tradisional maupun internasional. Sebagian juga ada yang di gunakan sebagai lahan pertanian dan hasil tanamannnya adalah berupa akasia, mahoni, bamboo, senokeling, jati, mindi, sengon, pinus ini merupakan tanaman keras yang ada di lereng selatan gunung api. Adapun hasi tanaman perkebunan dan tegalan antara lain adalah kacang tanah, jagung singkong, ubi jalar, kelapa, lamtoro, nangka, melinjo, sawo, jambu biji, munggur, kopi dan cengkeh.
F. Monument jogja kembali (monjali)
MONJALI atau Monumen Yogya Kembali yang mulai dibangun pada 29 Juni 1985 merupakan salah satu ikon Yogyakarta selain keraton. Monjali memamerkan benda-benda sejarah perjuangan tentara dan rakyat Yogyakarta saat melawan Belanda, khususnya perang gerilya merebut kembali kota Yogyakarta pada 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Terdapat lebih dari 1.000 koleksi diorama yang mengisahkan Serangan umum 1 Maret 1949.
Sebelum masuk ke dalam monumen, dari kejauhan Anda akan melihat bangunan yang unik menyerupai tumpeng atau gunung. Filosofi tumpeng memang dipakai untuk membentuk bangunan ini karena dalam budaya Jawa diyakini sebagai perlambang kesuburan.
Monumen berbentuk tumpeng ini memiliki tinggi 31,8 meter dan berdiri di lahan seluas 5,6 hektare. Halaman monumen kerap digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai acara. Monjali memiliki empat pintu masuk. Pintu barat dan pintu timur menuju ke museum yang berada di lantai satu sementara pintu selatan dan pintu utara menuju ke lantai dua yang beisi relief dan diorama. Adapun lantai tiga yang merupakan lantai teratas merupakan ruang hening untuk bermeditasi.
Saat peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX tanggal 29 Juni dipilih sebagai awal pembangunan untuk memperingati ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Setelah selesai, Monjali diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Monjali terletak di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta, yaitu di Desa Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Monjali saat mudah diakses dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Sesampainya di lokasi, Anda cukup mengeluarkan uang Rp2.000 u untuk membayar tiket masuk. (*/OL-06 Bunyi sirene tanda istirahat dibunyikan dari pos pertahanan Belanda. Di bawah komando Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, mulai menggempur pertahanan Belanda setelah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku penggagas serangan. Pasukan Belanda yang satu bulan semenjak Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 disebar pada pos-pos kecil, terpencar dan melemah. Selama enam jam Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menduduki Kota Yogyakarta, setelah memaksa mundur pasukan Belanda. Tepat pukul 12.00 siang, sesuai dengan rencana, semua pasukan TNI menarik diri dari pusat kota ketika bantuan Belanda datang. Sebuah kekalahan telak bagi pihak Belanda. Pertempuran yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret inilah yang menjadi awal pembuktian pada dunia internasional bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan serta menyatakan bahwa Republik Indonesia masih ada. Hal ini terpicu setelah Pemerintah Belanda yang telah menangkap dan mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta ke Sumatera, memunculkan propaganda dengan menyatakan Republik Indonesia sudah tidak ada. Berita perlawanan selama enam jam ini kemudian dikabarkan ke Wonosari, diteruskan ke Bukit Tinggi, lalu Birma, New Delhi (India), dan berakhir di kantor pusat PBB New York. Dari kabar ini, PBB yang menganggap Indonesia telah merdeka memaksa mengadakan Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 14 April 1949 ini, wakil Indonesia yang dipimpin Moh. Roem dan wakil Belanda yang dipimpin Van Royen, menghasilkan sebuah perjanjian yang ditanda tangani pada tanggal 7 Mei 1949. perjanjian ini kemudian disebut dengan perjanjian Roem Royen (Roem Royen Statement). Dalam perjanjian ini Belanda dipaksa untuk menarik pasukannya dari Indonesia, serta memulangkan Presiden dan Wakil Presiden, Soekarno-Hatta ke Jogja. Hingga akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 secara resmi Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia.
G. Borobudur
 Letak georafis
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.
Letak Borobudur terdapat di 7.6080 LS dan 110.2040 BT
 Kondisi fisiorafi
Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga 婆羅浮屠 (Hanyu Pinyin: pó luó fú tú) dalam bahasa Mandarin. Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Sejarawan J G de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasastiKarangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
 Kondisi social ekonomi
Borobudaur merupakan salah satu ke ajaiban dunia, lokasi candi Borobudur ini di dukung oleh beberapa pasilitas di antaranya adalah lapangan parker yang luas, terdapat jg kios supenir, rumah makan dan fasilitas lainnya kondisinya juga bbaik dan bersih yang mengunjungi lokasi ini adalah wisatawan domistik dan wisatawan mancanegara.
H. Keraton Yogyakarta
Keratin atau dalam bahasa aslinya disebut keraton berlokasi dipusat kota Jogjakarta. Keratin artinya tempat dimana raja dan ratu tinggal, atau dalam kata lain kadaton yang artinya sama. Dalam pembelajaran dalam budaya jawa, arti ini mempunyai arti pilosipis yang sangat dalam. Arsitektur istana ini adalah sultan hamengkubuwono I sendiri, yang merupakan pendiri dari kerajaan ngayogyakarta hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuan berkebangsaan belanda Dr.pigeund dan Dr.adam yang menganggapnya sebagai arsitek dari saudara Pakubuwono
I. Parangkusumo
 Letak geografi
Gumug Pasir Parangkusumo terletak di Yogyakarta.
 Kondisi fisiografi
Gumuk pasir merupakan gundukan-gundukan yang berisi material pasir di sepanjang Pantai Parangtritis-Parangkusumo sampai muara Sungai Opak. Hal ini merupakan fenomenal unik karena hanya satu-satunya di Asia Tenggara kita bisa melihat padang pasir seperti padang pasir sahara. Walaupun gundukan pasir ini tidak seluas Sahara tapi membuat seolah-olah kita berada di Gurun Sahara. Kadang-kadang Gumug Pasir Parangkusumo ini disebut juga sebagai Sahara in Java. Proses terbentuknya ggundukan pasir ini di karna supple pasir yang besar dari kali opak dan di dukung juga oleh besarnya ombak yang terdapat di pantai parangkusumo sehingga terbentuknya gundukan pasir ini. Gundukan pasir ini juga yang ke empat yang ada di dunia.
 Kondisi social ekonomi
Di sekitar parang keritis dan parang kusumo terdapatt pemukiman yang menepati lahan berpasir, tapi karna perkembangan di daerah dengan pariwisatalokasi yang di gunakan di manfaatkan oleh penduduk local semakin bertambah luas. Dann pengelolahan tanahnya di gunakan sebagai lahan pertanian dengan teknnik khusus, dan tanaman yang di Tanami adalah berupa cabai bawang merah dan lain-lain.





BAB III
PENUTUP

o KESIMPULAN
• Pada kunjungan dari kegiatan KKL kali ini kami mendapat berbagai informasi mengenai dunia pariwisata. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman yang didapat selama kegiatan KKL berlangsung. Banyak pengalaman yang berguna salah satunya yaitu kami mendapatkan pengalaman menarik selama perjalanan dan pelaksanaan KKL kali ini, hal menarik dan penuh keindahan jelas tersaji sepanjang perjalanan dan kunjungan kami di Bali dan Yogyakarta.
• Seperti yang kita ketahui bahwa Bali merupakan magnet utama dalam bidang pariwisata Indonesia. Adapun daya tarik dari majunya dunia pariwisata Bali yaitu keindahan serta kekayaan alamnya dan kebudayaannya yang unik sehingga menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Peran pemerintah yang mempromosikan Bali baik ke dunia Internasional maupun ke dalam negeri. Pendapatan utama Bali yaitu berasal dari sektor pariwista sehingga jika dunia pariwisata Bali baik dan maju maka perekonomian Bali pun akan maju juga sedangkan jika dunia pariwisatanya mundur maka tentu saja perekonomiannya pun akan mundur juga. Untuk ke depannya Bali seharusnya tidak harus selalu mengandalkan dari Sektor pariwisata tapi harus dikembangkan juga sektor lainnya sehingga Bali bisa berdiri bukan hanya dari kepariwisataanya saja tapi juga dari sektor lainnya.





B. SARAN
Pemberdayaan masyarakat dan juga bentuk sinergi itu sangat diperlukan untuk tetap bisa berkembang sehingga bisa semakin maju dari waktu ke waktu. Jika keadaan ekonominya baik maka secara otomatis kemiskinan akan bisa teratasi dengan baik. Perbaikan dan peningkatan mutu dari kualitas pelayanan seperti saran dan prasarana penunjung pariwisata harus tetap digalakkan agar para wisatawan bisa lebih nyaman dan dapat menikmati kunjungannya dengan baik dan sesuai dengan harapan. Pembenahan dan penyelesaian masalah yang ada harus segera diselesaikan dan diatasi dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukan masalah yang semakin besar.














DAFTAR PUSTAKA


Bemmelen,r, w 1949. The geology of indonesia: general geology of indonesia and adjacenmentprinting office, the hague. Netherlands
Izzanti, i, 2005. Situs Mulltilingual Candi Perambanan .tugas akhir D -3. Program Studi teknikinformatika. Politeknik PPKP Yogyakarta
Tim dosen, 1996 Pengenalan Bentang Lahan Parang Keritis – Bali Yayasan Pembina Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada Yokyakarta
http://one-geo.blogspot.com/2010/01/kondisi-geografi-garuda-wisnu-kencana.html
http://ragilsblog-ragil.blogspot.com/2010/06/fisiografis-pulau-bali.html
http://id.wikipedia.org/wiki/jembatan_nasional_suramadu
http://id.wikipedia.org/wiki/Paiton,_Probolinggo

ANALISIS PROGRAM SEMESTER

ANALISIS PROGRAM SEMESTER

Mata Pelajaran
Kelas
Jenjang Sekolah
Tahun Pelajaran
Semester : Geografi
: X
: SMA IT. NW Sukarara
: 2010 - 2011
: Ganjil.

A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU
I. banyak Minggu Dalam Semester II. Banyak Minggu Yang Tidak Efektif

No Bulan Jlh Minggu No Kegiatan Jlh Mggu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
...................................... 3
4
5
4
4
5
................... 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. MOS Siswa Baru
Libur awal puasa.
Libur seblm & sesdh ID.Fit
Mid Semester
USMB
Libur Semester
............................... 1
1
2
1
2
1
.........
JUMLAH 25 JUMLAH 9

III. Banyaknya Minggu Efektif : 25 minggu – 9 minggu = 16 minggu.
IV. Banyaknya Jam Efektif : 16 minggu x 2 Jp. = 32 Jp.

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU

No. Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Banyak KD
1.










2.







1. Memahami konsep, pendekatan, prinsif, dan asfek geografi.
1.1 Menjelaskan konsep geografi.
Ulangan harian 1
1.2 Menjelaskan pendekatan geografi.
Ulangan harian 2
1.3 Menjelaskan prinsif geografi.
Ulangan harian 3
1.4 Mendeskripsikan asfek geografi.
Ulangan harian 4

2. Memahami sejarah pembentukan bumi.
2.1 Menjelaskan sejarah pemebentukan bumi.
Ulangan harian 5

2.2 Mendeskripsikan tata surya dan jagat raya.
Ulangan harian 6

2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.


6 Jp.

1 Jp.

6 Jp

1 Jp.




4








2

Jumlah 26 Jp. 6 KD.

Sukarara,....Juli 2010
Mengetahui
Kepala Guru
SMA IT. NW Sukarara Bidang Studi



YUNUS ASDI, S.Pd MUSMULIADI, S.Pd

PROGRAM TAHUNAN

Mata pelajaran
Satuan Pendidikan
Kelas
Tahun Pelajaran : Geografi
: SMA IT. NW Sukarara
: X
: 2010 - 2011

Smt Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar Materi Pokok Waktu Ketr.


Ganjil
1. Memahami konsep, pendekatan, prinsif, dan asfek geografi.
1.1 Menjelaskan konsep geografi.
Ulangan harian 1
1.2 Menjelaskan pendekatan geografi.
Ulangan harian 2
1.3 Menjelaskan prinsif geografi.
Ulangan harian 3
1.4 Mendeskripsikan asfek geografi.
Langan harian 4

2. Memahami sejarah pembentukan bumi.
2.1 Menjelaskan sejarah pemebentukan bumi.
Ulangan harian 5
2.2 Mendeskripsikan tata surya dan jagat raya.
Ulangan harian 6 Hakikat geografi, bumi dan perkembangannya

2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.
2 Jp.
1 Jp.


6 Jp.

1 Jp.

6 Jp.
1 Jp.
JUMLAH 26 Jp.




Genap





3. Menganalisis unsur-unsur geosfer.
3.1 Menganalisis dinamika dan kecendrungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Ulangan harian 1
3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Ulangan harian 2
3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Ulangan harian 3 Dinamika litosfer, atmosfer, dan hidrosfer.

8 Jp.


1 Jp.

6 Jp.

1 Jp.


8 Jp.
1 Jp.

JUMLAH 25 Jp


Sukarara,....Juli 2010


Mengetahui

Kepala Guru
SMA IT. NW Sukarara Bidang Studi




YUNUS ASDI, S.Pd MUSMULIADI, S.Pd

vulkanisme


Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.
Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat
bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

1) Material Hasil Aktivitas Vulkanisme

Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cir dan gas.
a) Benda padat (efflata) adalah debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar (bom),dan batu apung.
b) Benda cair (effusive) adalah bahan cair
yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin.
Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung.
c) Benda gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain solfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol adalah uap air panas. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng.
Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif).
Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi sentral, erupsi campuran, dan erupsi areal.
a) Erupsi Linear
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia (Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau, Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.
b) Erupsi Sentral
Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan.
c) Erupsi Campuran
Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.
d) Erupsi Areal
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.

2) Intrusi Magma
Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
a) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
b) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat.
c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.
d) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

3) Tipe Letusan Gunung api
a) Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b) Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c) Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
d) Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e)Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
f) Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.

4) Gejala Pravulkanik
Gejala pravulkanik atau ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain sebagai berikut.
a) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan.
b) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering.
c) Sering terjadi (terasa) adanya gempa.
d) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung.
e) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung.

5) Gejala Pascavulkanik
Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala itu dinamakan gejala pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain:
a) munculnya sumber air panas, seperti yang terdapat di Cipanas dan Ciater di Jawa Barat, dan Baturaden di Jawa Tengah,
b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat karena mengandung belerang. Contohnya Maribaya dan Sangkanurip di Jawa Barat,
c) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful geiser yang terkenal di Yellowstone National Park Amerika Serikat, dan
d) munculnya sumber gas (ekhalasi), antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.

6) Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava.
b) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya.
c) Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam sulfida (H2S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO).
d) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya).
e) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya.
f) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas
maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api.
b) Daerah tangkapan hujan.
c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain teh, kina, kol, wortel, dan berbagai hortikultura diusahakan di lereng gunung api.
d) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun manca negara.
e) Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik.



sumber artikel blog ini :
1. Wikipedia.org
2. BSE Depdiknas.go.id
3. id.shvoong.com
4. Google.com